Sejarah Nobunaga Oda
Nobunaga dari klan Oda merupakan sosok besar dalam sejarah Era Shogunate di Jepang. Namun sosok Oda Nobunaga tak lepas dari peran 2 orang pengikutnya yang juga menjadi tokoh sentral dalam sejarah Shogunate di Jepang ; yaitu Tokugawa Ieyasu dan Hideyoshi (nantinya menjadi Toyotomi no Hideyoshi). Cerita dimulai pada saat Nobunaga baru saja mewarisi kursi pimpinan klan Oda dari ayahnya Nobuhide yang baru mangkat. Nobunaga digambarkan sebagai sosok pemuda yang pemarah, beringas, bodoh dan suka berburu, namun sesungguhnya itu adalah kedoknya agar sosok sebenarnya tidak "dibaca" oleh lawan-lawan dari klan tetangga bahkan bawahannya dan rakyatnya membencinya karena sikapnya itu. Namun sedikit demi sedikit dia menunjukkan prestasinya dan mulai menguasai provinsi-provinsi tetangganya. Dalam mencapai ambisinya itu, dia dibantu oleh pembantu-pembantunya yang dikemudian hari menjadi tokoh-tokoh yang memiliki popularitas yang melebihi popularitas Nobunaga sendiri. Hideyoshi yang seorang anak petani miskin yang meniti karier dari seorang pembawa sandal Nobunaga menjadi seorang jendral kesayangan Nobunaga. Lalu akhirnya menjadi seorang yang berkedudukan setara Shogun yang mampu menyatukan seluruh daratan Jepang sehingga diberi gelar Toyotomi no Hideyoshi oleh kaisar Jepang. Seorang pembantunya yang menjadi sangat terkenal adalah Tokugawa Ieyasu. Putra seorang pimpinan klan kecil yang harus dijadikan sandera klan Imagawa yang membawahi klan Tokugawa. Setelah provinsi Suruga yang dipimpin klan Imagawa mampu dijatuhkan oleh Oda Nobunaga, Tokugawa Ieyasu lalu mengabdi pada Oda Nobunaga. Karier puncaknya adalah menjadi seorang Shogun pertama dari klan Tokugawa. Nobunaga, dilahirkan sebagai putra ke-3 dari Oda Nobuhide, pemimpin Provinsi Owari pada tahun 1534. Oda Nobuhide merupakan seorang daimyo (pemimpin provinsi/tuan tanah) di provinsi Owari. Nobunaga adalah anak sah dari istri sah Nobuhide bernama Dota Gozen sehingga menempatkan Nobunaga sebagai pewaris sah. Nobunaga diangkat sebagai penguasa istana Nagoya saat baru berumur 2 tahun. Ketertarikan terhadap senjata api sudah ditunjukkan olehnya sejak kecil. Pada masa itu senjata-senjata api sudah berdatangan ke negeri jepang dari negeri barat melalui pelabuhan Tanegasima. Sejak kecil Nobunaga sudah menunjukkan kecerdasannya yang pada masa itu masih dianggap aneh dan terkesan bodoh sehingga dia dijuluki "si bodoh dari owari". Pada umur 13 tahun, dimana pada saat itu putra-putra jepang merayakan upacara menjadi dewasa Nobunaga mendapat sebutan Oda Kazusanosuke. Lalu dia mewarisi klan Oda setelah ayahnya mangkat. Nobunaga lalu mulai memimpin pasukannya untuk berperang melawan klan Saito dari Mino yang dipimpin oleh Saito Dozan pada tahun 1548. Seorang sahabat masa kecil Nobunaga yang bernama Matsudaira Takechiyo (lalu dikenal dengan nama Tokugawa Ieyasu) disandera sejak remaja oleh klan Saito. Peperangan dengan klan Saito akhirnya berakhir damai dan dikukuhkan dengan pernikahan Oda Nobunaga dengan putri Saito Dozan, Nohime. Perjanjian damai kedua klan sebelumnya dilakukan di kuil Sotoku di gunung Koya. Disini disebutkan bahwa kecerdasan Nobunaga dalam memimpin dan diplomasi ditunjukkan. Pertemuan tersebut merontokkan anggapan "si bodoh dari Owari". Pada tahun 1553 Hirate Masahide seorang sesepuh klan Oda dan juga wali bagi Nobunaga setelah ayahnya Oda Nobuhide meninggal, melakukan seppuku/bunuh diri sebagai bentuk protes terhadap tindakan Nobunaga menikahi Nohime. Kematian walinya itu telah memberi pukulan hebat untuk Nobunaga, sehingga sebagai bentuk penyesalannya, Nobunaga mendirikan sebuah kuil yang bernama kuil Masahide.
Pada tahun 1556 mertua Nobunaga, Saito Dozan terbunuh oleh pewaris klan Saito sendiri yang bernama Saito Yoshitatsu. Di dalam keluarga Oda sendiri terjadi pergolokan dalam memperebutkan posisi pewaris klan. Adik Nobunaga, Oda Nobuyiki merencanakan pemberontakan yang dibantu oleh Hayasi Hidesada dan Hayasi Michitomo. Pertempuran akhirnya pecah dan dikenal dengan pertempuran Ino. Akhirnya Nobuyuki terdesak dan terkurung di istana Suemori. Sang ibu Dota Gozen menjadi penengah antara kedua putranya yang sedang berseteru dan akhirnya Nobuyuki mendapat pengampunan Nobunaga. Namun Nobuyuki belum juga kapok dan merencanakan pemberontakannya yang kedua. Akibatnya Nobunaga terpaksa membunuh adiknya sendiri dengan menggunakan taktik berpura-pura sakit dan menjebaknya di istana Kiyosu. Nobunaga membawahi seorang ninja yang bernama Shibata Katsuie yang secara rahasia memberi informasi rencana pemberontakan adiknya itu. Lalu Nobunaga mulai mengalahkan batu sandungannya dalam menguasai provinsi Owari secara keseluruhan. Oda Nobutomo pemimpin keluarga Oda Yamato no Kami yang menjabat shugodai untuk distrik Shimoyon berhasil disingkirkan. Oda Nobukiyo penguasa istana Inuyama, Oda Nobuyasu penguasa disktrik Simoyon yang merupakan garis keturunan utama dari klan Oda dikalahkannya pada pertempuran Ukino. Akhirnya adalah menyingkirkan klan Shiba dan keluarga Oda Kiyosu memberi Oda Nobunaga kekuasaan penuh terhadap Provinsi Owari. Pada tahun 1560, pemimpin wilayah Suruga yang bernama Imagawa Yoshimoto memimpin 20.000 sampai 40.000 orang tentara untuk menyerang Owari. Benteng-benteng pertahanan Owari di perbatasan dengan Suruga beberapa sudah jatuh ke tangan pasukan Imagawa Yoshimoto. Peperangan tidak seimbang pun terjadi dan membuat panik pengikut Oda Nobunaga, namun Nobunaga tetap tenang seperti biasa. “Pada suatu tengah malam, Nobunaga bangun dari tidur meminta pembantunya menyiapkan sarapan lalu meminta pembantunya untuk memainkan alat musik untuk mengiringinya menari tarian Kowaka-mai dan bernyanyi lagu Atsumori. Setelah selesai Nobunaga minta pembantunya menyiapkan baju tempur, kuda dan memanggil panglima-panglima perangnya. Saat subuh masih gelap, Nobunaga memicu kudanya beserta 2.000 orang tentaranya. Sebelum pergi berperang, Nobunaga berdoa di kuil Atsuta-jingu. Lalu pasukan Nobunaga bergerak menuju camp pasukan Imagawa dimana pada saat itu pasukan Imagawa sedang mabuk-mabukan untuk merayakan kemenangan. Serangan fajar tersebut mengejukan pasukan Imagawa dan akhirnya bawahan Nobunaga berhasil membunuh Imagawa Yoshimoto”. Kematian pimpinan mereka membuat pasukan Imagawa patah arang dan kembali ke Suruga dengan kekalahan besar. Pertempuran itu terkenal dengan nama Pertempuran Akehazama. Peristiwa itu memberi harum nama Oda Nobunaga yang pada saat itu masih berumur 26 tahun pada saat itu. Kekalahan itu menyebabkan kekuasaan klan Imagawa terhadap klan Matsudaira melemah. Kesempatan itu diambil Nobunaga untuk menggandeng klan Matsudaira melalui perjanjian Persekutuan Kiyosu yang bertujuan untuk menghancurkan klan Imagawa. Perjanjian itu akhirnya mempertemukan Oda Nobunaga kembali dengan sahabat masa kecilnya Matsudaira Motoyasu (nanti dikenal dengan Tokugawa Ieyasu). Ambisi Nobunaga tidak berhenti disana. Provinsi tetanggan Mino yang dikuasai oleh Saito Tatsuoki. Tahun 1564, Nobunaga bersekutu dengan Azai Nagamasa dari Omi utara guna menjepit posisi klan Saito. Untuk mengukuhkan persetujuan tersebut, adik Nobunaga Oichi dinikahkan dengan Azai Nagamasa. Pada tahun 1566, Nobunaga memerintahkan Kinoshita Tokichiro (Hashiba Hideyoshi, nantinya menjadi Toyotomi no Hideyoshi) untuk membangun istana Sunomata di tepi sungau perbatasan Mino dengan Owari sebagai batu loncatan dalam penyerangan nantinya. Berkat bantuan klan Takenaka, Tiga Serangkai dari Mino bagian barat (klan Inaba, klan Ujiie dan klan Ando),klan Hachisuka, klan Maeno dan klan Kanamori; Nobunaga mampu mengalahkan klan Saito. Pada usia 33 tahun, Nobunaga telah menjadi Daimyo dari 2 propinsi, yaitu Owari dan Mino. Penaklukan Mino merupakan langkah awalnya untuk menaklukkan seluruh Jepang. Pada saai itu Pusat pemerintahan klan Oda dipindahkan ke Gifu.
sumber : http://peduli-sejarah.blogspot.co.id/2013/10/history-of-great-oda-nobunaga.html?m=1
Tidak ada komentar:
Posting Komentar